Sunday, December 4, 2016

Bunga Sederhana dan Bunga Majemuk (Simple and Compound Interest)

Bunga dapat didefinisikan sebagai biaya atas penggunaan uang yang dipinjam. Bunga merupakan pengeluaran bagi orang yang meminjam uang dan merupakan pendapatan bagi orang yang meminjamkan uang. Bunga dikenakan pada jumlah pokok utang (principal) dengan tingkat bunga dan periode tertentu. Misalnya 10% per tahun, 4% per kuartal, atau 2% per bulan, dan sebagainya.
 
Pokok utang adalah sejumlah uang yang awalnya dipinjam dari seseorang atau institusi keuangan. Pokok utang tidak termasuk bunga.
 
Secara praktis, bunga dihitung dengan dua cara yaitu:
  1. Metode bunga sederhana (simple interest method)
  2. Metode bunga majemuk (compound interest method)
Metode Bunga Sederhana
Pada metode ini bunga hanya dikenakan pada jumlah awal uang yang dipinjamkan (pokok utang) kepada peminjam. Bunga tidak dikenakan pada akumulasi bunga. Bunga sederhana biasanya diterapkan pada pinjaman jangka pendek. 
 
Rumus bunga sederhana adalah:
I = P i n
Dimana,
I   = bunga sederhana (Rp)
P  = jumlah pokok utang (Rp)
i   = tingkat bunga (%)
n  = jumlah periode pinjaman (bulan, kuartal, tahun, dsb)
 
Metode Bunga Majemuk
Pemajemukan bunga sangat umum dilakukan dalam transaksi keuangan. Pada metode ini bunga dikenakan pada pokok utang ditambah dengan bunga terakumulasi. Jumlah bunga pada suatu periode ditambahkan pada jumlah pokok utang untuk dihitung sebagai acuan perhitungan bunga periode selanjutnya. Dengan kata lain, bunga diinvestasikan kembali untuk menghasilkan bunga yang lebih banyak. Bunga dapat dimajemukkan setiap bulan, kuartal, semester, atau tahun. 
 
Rumus jumlah majemuk adalah:
 

S = P(1+i)n

Dimana,
S  = jumlah majemuk (Rp)
P  = jumlah pokok utang (Rp)
i   = tingkat bunga (%)
n  = jumlah periode pinjaman (bulan, kuartal, tahun, dsb)
 
Berdasarkan jumlah majemuk yang diperoleh, maka dapat dihitung bunga majemuknya dengan cara mengurangi jumlah majemuk dengan pokok utang.
 
Pada tingkat bunga dan periode pinjaman yang sama, perolehan bunga majemuk lebih besar daripada bunga sederhana. Hal ini disebabkan pada metode bunga sederhana bunga hanya dihitung terhadap pokok utang dan besarnya sama selama periode pinjaman, sedangkan pada metode bunga majemuk besarnya bunga dihitung dari pokok utang ditambah bunga sebelumnya sehingga dasar perhitungan bunga mengalami kenaikan.
 
Contoh:
Ibu Widi bermaksud meminjam uang sebesar Rp 60 juta untuk modal usahanya. Di koperasi  suku bunga pinjaman ditetapkan 9% per tahun dengan metode perhitungan bunga sederhana, sedangkan di BPR dikenakan bunga yang sama tapi perhitungan bunganya menggunakan metode bunga majemuk. Hitunglah total besarnya bunga yang harus dibayar Ibu Widi  selama periode 12 tahun jika meminjam di koperasi dan di BPR lalu bandingkan selisihnya.
 
Jawab:
Bunga sederhana:
I = P i n
  = Rp 60.000.000 x 9% x 12
  = Rp 64.800.000
 
Jumlah majemuk:
S = P(1+i)n
    = Rp 60.000.000 (1 + 9%)12
    = Rp 60.000.000 (2,813)
    = Rp 168.780.000
Bunga majemuk:
= S - P
= Rp 168.780.000 - Rp 60.000.000
= Rp 108.780.000
 
Selisih bunga majemuk dan bunga sederhana:
= Rp 108.780.000 - Rp 64.800.000
= Rp 43.980.000